SELAMAT DATANG DI INFO STIE GOTONG ROYONG ONLINE, UNTUK PENDAFTARAN S1 S2 HUBUNGI : 081382908423 (24 JAM)

Rabu, 11 Maret 2015

Universitas Islam As-Syafi'iyah (UIA)

Universitas Islam As-Syafi'iyah (UIA), merupakan mata rantai dari perintisan dan kepedulian KH. Abdullah Syafi'ie terhadap pendidikan Islam dan pengembangan kualitas ummat. Universitas Islam As-Syafi'iyah adalah perkembangan dari Akademi Pendidikan Islam (AKPI) As-Syafi'iyah yang didirikan pada tanggal 14 Nopember 1965, dan pada tanggal 12 Maret 1969 AKPI tersebut ditingkatkan menjadi Universitas.
Perintisan dan kepedulian itu dimulai sejak tahun 1928 di mana pada usia 18 tahun, Abdullah Syafi'ie muda mulai membuka madrasah dengan modal sebidang tanah dari ayahandanya. Madrasah itu berkembang dengan nama "Al-Islamiyah" menjadi "Perguruan As-Syafi'iyah".
Perguruan As-Syafi'iyah berkembang dan mendapat tempat di hati ummat karena berhasil memadukan antara bentuk tradisi kependidikan Islam yang konvensional dan pendidikan formal dengan standard sekolah pemerintah sampai kepada tingkat menengah. Oleh keberhasilan itu kemudian K.H. Abdullah Syafi'ie merasa tertuntut untuk memikirkan dan mewujudkan pengembangan pendidikan formal pada jenjang yang lebih tinggi.
Keberadaan AKPI As-Syafi'iyah pada awalnya didorong oleh dua hal. Pertama, hasrat untuk meningkatkan kualifikasi ilmiah para guru agama lulusan madrasah dan pesantren. Kedua, hasrat untuk mendidik cendekiawan agama yang memiliki integritas ilmiah dalam disiplin ilmu yang dipilihnya. Untuk mewujudkan hasrat itu K.H. Abdullah Syafi'ie mengumpulkan kawan-kawannya yang dinilai mampu mendukung terwujudnya Perguruan Tinggi yang akhirnya melahirkan kesepakatan mendirikan Yayasan Pendidikan Islam As-Syafi'iyah yang diharapkan akan mengelola Perguruan Tinggi tersebut.
Semula AKPI As-Syafi'iyah akan diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1965 dengan Kuliah Perdana oleh Jenderal Dr. H. Abdul Haris Nasution. Namun, Jenderal A.H. Nasution cedera dalam peristiwa G.30 S/PKI. Maka kuliah perdana tidak dapat berlangsung. Akhirnya kuliah perdana diganti oleh Dr. Muhammad Hatta, salah seorang Proklamator Negara Republik Indonesia, yang dilaksanakan setelah salat Jumat di Masjid Al-Barkah dalam kompleks As-Syafi'iyah, pada tanggal 14 Nopember 1965.
Dalam perkembangannya, perkuliahan AKPI banyak terganggu oleh aktivitas mahasiswa berdemonstrasi. Namun eksistensi AKPI yang baru lahir itu dapat dipertahankan dan dijaga. Para dosen yang terlibat dalam perkuliahan antara lain K.H. Abdullah Syafi’ie, H. Abdullah Salim, K.H. Ali Assegaf, Syekh As-Sumbati Al-Mishri (Dosen Al-Azhar University yang diperbantukan), Drs. Abdul Salam Djaelani dan Drs. Nurulhuda yang bertindak sebagai pengelola.
Mahasiswa pertama yang terdaftar sebanyak 260 orang. Sebagian besar terdiri dari guru-guru agama dan pemuda-pemuda Islam lulusan madrasah dan pesantren yang tidak mempunyai ijazah formal.
Pada tanggal 12 Maret 1968 didirikan Radio Dakwah yang bernama Radio AKPI As-Syafi’iyah (kini bernama Radio As-Syafi’iyah), yang kegiatannya banyak diisi oleh mahasiswa. Radio ini selain berfungsi sebagai media latihan bagi Mahasiswa, dalam meningkatkan ketrampilan dakwah, juga untuk mengumandangkan semangat perjuangan menegakkan keadilan kebenaran.
Selanjutnya, pasang surut perkembangan UIA dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Periode Pembentukan (1965 - 1977)
Bersamaan dengan ulang tahun Radio Dakwah ke II, 12 Maret 1969 AKPI ditingkatkan menjadi Universitas Islam As-Syafi'iyah (UIA) dengan membuka Fakultas Adab, Fakultas Perdagangan, Fakultas Dakwah dan Fakultas Tarbiyah. Dengan peningkatan tersebut, Yayasan Pendidikan Islam As-Syafi’iyah mengorganisir diri dan menentukan susunan Pimpinan Universitas sebagai berikut : Rektor : Prof. Osman Ralliby Dekan Fakultas Dakwah : Drs. Nurulhuda Dekan Fakultas Adab : K.H. Agus Tjik Dekan Fakultas Tarbiyah : Drs. Nurulhuda
Masa ini UIA dikelola dengan perencanaan yang sederhana sesuai prinsip anutan K.H. Abdullah Syafi'ie yang terkenal dengan "Alaqodril-maunah ta'til maunah" sekedar keperluan, datang pertolongan. Kesederhanaan perencanaan itu, baik dalam hal alat-alat kelengkapan yang diperlukan, perangkat peraturan dan pendukung kegiatan pengelolaannya, sempat mengakibatkan aktivitas akademis UIA mengalami krisis demi krisis karena pimpinan definitif yang dibentuk tidak pernah aktif. Selain itu juga disebabkan prasarana penunjang UIA belum disiapkan secara tersendiri, melainkan menjadi satu dengan aktivitas perguruan pada umumnya.
Pada periode ini bahkan sempat mengalami kefakuman yang berkepanjangan dan boleh dikatakan hanya Fakultas Dakwah yang masih punya aktivitas-aktivitas yaitu menampung lulusan yang berasal dari madrasah, pesantren, SMTA dan para karyawan (terutama guru dan karyawan Perguruan As-Syafi'iyah) dengan menggunakan gedung SMA As-Syafi'iyah di Bukit Duri. tersebut. Yayasan Pendidikan Islam As-Syafi'iyah tidak aktif lagi, sementara itu sudah pula lahir Yayasan Perguruan As- Syafi'iyah dengan pengurusnya K.H. Abdullah Syafi'ie, H. Tutty Alawiyah AS, H. Abdul Rasyid AS, Drs. Nurulhuda, H.M.Djaelani dan H. Zulfahmi Marjohan dan lain-lainnya yang membawahi lembaga-lembaga As-Syafi'iyah.
2. Periode Pencarian Jatidiri (1977-1981)
Pada tahun 1977 Universitas Islam As-Syafi'iyah melakukan reorganisasi dan menentukan pimpinan sebagai berikut :
Rektor : Prof. Osman Ralliby Purek I : Drs. Nurulhuda Purek II : Drs. Mudzakir Ilham Purek III : Drs. M.H. Alidin Sekretaris Universitas : Drs. Suwardi
Antara tahun 1979 sampai tahun 1980, ada tiga peristiwa penting dalam perkembangan Pendidikan Tinggi di As-Syafi'iyah, di luar Universitas Islam As-Syafi'iyah.
Pertama, pada tahun 1979, As-Syafi'iyah melakukan kerjasama dengan LP3ES (Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial), LBW (Lembaga Bumi Wiraswasta), LSP (Lembaga Studi Pembangunan) dan PPA (Pusat Pengembangan Agribisnis) untuk mendirikan Sekolah Tinggi Wiraswasta (STW).
Para pengurus STW terdiri dari Utomo Dananjaya, Listianto, SE, Drs. Mansour Fakih, Nurhalim Chotib,SE, serta Mundhir Adisaputro. Badan kerjasama ini mendapat bantuan dana dari pengusaha nasional H. Probosutedjo selama satu tahun. Setelah itu, kelangsungan STW ditunjang oleh dana pribadi Dra. H. Tutty Alawiyah AS, yang oleh K.H. Abdullah Syafi'ie selalu diajak bertanggung jawab dalam pembangunan dan pengembangan As- Syafi'iyah.
Sebagai suatu proyek rintisan, STW menyusun kurikulum praktis dengan prinsip partisipatori, belajar dari pengalaman. Rencana pendidikan disiapkan hanya untuk tiga tahun atau enam semester. Pada enam semester tersebut para mahasiswa diharapkan mampu berpraktek sebagai wiraswastaan. STW memperkenalkan latihan-latihan yang merupakan modifikasi dari Achievement Motivation Training (AMT). Kegiatan mahasiswa terbagi dua, latihan dalam ruangan dan latihan lapangan. Tatap muka atau kuliah hanya 20% saja.
Selanjutnya, pada tahun 1981 Sekolah Tinggi Wiraswasta memperbaharui pengurusnya sebagai berikut :
Direktur : Utomo Dananjaya Pembantu Direktur I : Drs. Mansour Fakih Pembantu Direktur II : Roem Topatimasang Pembantu Direktur III : Jimly Asshiddiqie, SH
Kedua, pada tahun 1979 PerguruanAs-Syafi'iyah bekerjasama dengan Badan Kerjasama Pondok Pesantren (BKSPP) merintis Pesantren Tinggi atau Ma'had Aly Darul Arqam, dan dipimpin oleh H. Murtadho Ahmad. Meskipun untuk membina Ma'had 'Aly Darul Arqam telah didirikan Yayasan Pembina, tetapi dalam prakteknya yayasan tersebut menyerahkan seluruh fungsi pembinaan kepada Yayasan Perguruan As-Syafi'iyah.
Kampus STW dan Darul Arqam adalah di kompleks Pesantren Putra As-Syafi'iyah Jatiwaringin. Mahasiswa diasramakan dan dosen memperoleh perumahan. Pada awalnya STW maupun Ma'had 'Aly merupakan perwujudan dari idealisme pendidikan tinggi pada masing-masing disiplin yaitu pendidikan dan siap mandiri, dengan pengetahuan dan ketrampilan terapan. Namun, karena kesulitan dana dan masalah lain, maka pengelola menyerahkan keputusan kelanjutan STW kepada pimpinan Yayasan Perguruan As-Syafi'iyah. Ternyata K.H. Abdullah Syafi'ie tidak ingin surut dari cita-cita proyek tersebut, dan bersedia melanjutkan dan mengambil tanggung jawab untuk melanjutkannya, seraya meminta puterinya Dra. H. Tutty Alawiyah AS bertanggung jawab untuk melanjutkannya.
Ketiga, pada tahun 1980 ada inisiatif untuk secara swadaya membuka program perkuliahan kelas jauh, yang dinamakan Fakultas Dakwah (Kelas Jauh) di Jatiwaringin. Program perkuliahan ini dipimpin oleh Drs. Achmad Mubarok. Bersama itu pula telah sangat merosot kondisinya, sehingga pengelola memutuskan untuk membubarkan dan menyerahkan kepada K.H. Abdullah Syafi'ie.
Pada kondisi yang seperti ini, K.H. Abdullah Syafi'ie memberikan amanah kepada H. Tutty Alawiyah AS, untuk menyelamatkan UIA dan menggabungkan dengan dua lembaga pendidikan tingggi yang juga karena sulit dalam perkembangannya telah pula diserahkan, yaitu STW dan Ma'had Aly Darul Arqam. Maka H. Tutty Alawiyah mengambil prakarsa untuk mempertemukan ketiga badan itu dan dibentuklah Dewan Presidium dengan diketuai oleh Dra. H. Tutty Alawiyah AS dan anggotanya terdiri dari ketiga badan tersebut.
Susunan Dewan Presidium adalah sebagai berikut : Ketua : Dra. H. Tutty Alawiyah AS Anggota : Drs. Nurulhuda
   : H. Muratdo Ahmad
        : Jimly Asshiddiqie, SH
Untuk menghargai dosen-dosen yang selama ini ikut membantu keberadaan UIA ini, Ketua Presidium mengadakan acara perpisahan dan kepada para dosen diberi sedikit pesangon serta penghargaan sambil diharapkan bisa membantu apabila UIA bisa diwujudkan di masa depan dan memerlukan tenaga mereka.
3. Periode Perubahan dan Pengembangan UIA
Pada tahun 1979 K.H. Abdullah Syafi'ie membangun Kampus UIA di Jatiwaringin, di atas tanah seluas 1,3 Ha yang tanggung jawabnya diserahkan kepada Ketua Presidium. Selanjutnya ketua Presidium memulai tanggung jawabnya dengan melakukan pendekatan- pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat membuka dan memberikan inspirasi untuk mewujudkan sebuah universitas besar (UIA) dan punya perspektif ke masa depan.
Pada masa-masa tersebut sampai akhir 1982 bersamaan dengan telah dapat dimanfaatkan sebagian bangunan kampus untuk perkuliahan, maka Ketua Presidium dengan dukungan nyata para sarjana dan cendikiawan membentuk tim pelahiran Fakultas- Fakultas yaitu :
Mereka terdiri dari : a. Tim Fakultas Hukum b. Tim Fakultas Ekonomi c. Tim Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (KIP) d. Tim Fakultas Teknik e. Tim Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam (MIPA)
Kelima kelompok ini menyelenggarakan rapat-rapat penjajakan dan persiapan pembaharuan Fakultas yang relevan dengan disiplin Ilmu mereka. Sejak Maret s/d bulan Juli 1983, berbagai pertemuan dilakukan untuk menemukan inovasi baru bagi pengembangan UIA, maka lahirlah Fakultas-Fakultas baru dengan manajemen baru Universitas Islam AS-Syafi'iyah (UIA). Kelima Fakultas baru itu adalah Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas KIP dan Fakultas MIPA, berafiliasi dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, di bawah koordinasi Kopertis Wilayah III DKI Jakarta. Kelima Fakultas ini bergabung dengan lembaga yang sudah ada, yaitu Fakultas Ushuluddin yang berstatus Terdaftar, Sekolah Tinggi Wiraswasta yang punya status Izin Operasional. Dan Ma'had Aly Darul Arqam dalam satu kelembagaan Universitas Islam As-Syafi'iyah.
Dalam menyongsong Tahun Akademik 1983/1984 selanjutnya Ketua Dewan Presidium mengadakan reorganisasi total kepemimpinan UIA sekaligus melengkapinya dengan Dewan Kurator dan Badan Pembina :
Pimpinan Universitas terdiri dari :
1. Rektor : Drs. Nurulhuda 2. Sekretaris : Dra. H. Tutty Alawiyah AS 3. Purek I : Dr. Ir. Amin Aziz 4. Purek II : Utomo Danunjaya 5. Purek III : Drs. Mudakhir Ilham
Pada tahun 1984 UIA memperhatikan usulan Drs. Adang Iskandar, H. Maming dan Ny. Aflah DB dari Pusdiklat Departemen Kesehatan RI yang akhirnya membuka Akademi Perawatan (Akper) di jajaran Universitas Islam As-Syafi'iyah.
Setelah pembaharuan UIA berjalan satu tahun ada ketentuan dari pemerintah tentang keharusan mempunyai Yayasan Pembina tersendiri bagi setiap Perguruan Tinggi, maka K.H. Abdullah Syafi'ie menyetujui dibentuknya yayasan baru sebagai Pembina UIA. Ketua Dewan Presidium, Dra. H. Tutty Alawiyah AS. selanjutnya mencari orang-orang sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh K.H. Abdullah Syafi'ie. Barulah pada tahun 1984 didirikan yayasan baru dengan nama Yayasan Perguruan Tinggi As-Syafi'iyah (YAPTA).
Adapun susunan organisasi dan pengurusnya adalah sebagai berikut: Badan Pendiri : 1. K.H Abdullah Syafie 2. H. Alamsyah Ratu Perwinegara 3. Dra. H. Tutty Alawiyah AS 4. H. Abdul Hakim AS
Badan Pengurus: Ketua : K.H. Abdullah Syafi'ie
     H. Alamsyah Ratu Perwiranegara 
          Dra. H. Tutty Alawiyah AS
Sekretaris : Drs. Hasan Basri Darmawidjaya, SH Wakil Sekretaris : Dr. Sri Edi Swasono Bendahara : H. Abdul Aziz Marzuki Wakil Bendahara : H. Abdul Hakim AS Anggota : Dr. H. Husein Kartasasmita, SH

Tidak ada komentar: